Setelah
1971, pelaksanaan Pemilu yang periodik dan teratur mulai
terlaksana. Pemilu ketiga diselenggarakan 6 tahun lebih setelah
Pemilu 1971, yakni tahun 1977, setelah itu selalu terjadwal sekali
dalam 5 tahun. Dari segi jadwal sejak itulah pemilu teratur
dilaksanakan.
Satu
hal yang nyata perbedaannya dengan Pemilu-pemilu sebelumnya adalah
bahwa sejak Pemilu 1977 pesertanya jauh lebih sedikit, dua parpol
dan satu Golkar. Ini terjadi setelah sebelumnya pemerintah
bersama-sama dengan DPR berusaha menyederhanakan jumlah partai dengan
membuat UU No. 3 Tahun 1975 tentang Partai Politik dan Golkar. Kedua
partai itu adalah Partai Persatuan Pembangunan atau PPP dan Partai
Demokrasi Indonesia atau PDI) dan satu Golongan Karya atau Golkar.
Jadi dalam 5 kali Pemilu, yaitu Pemilu 1977, 1982, 1987, 1992, dan
1997 pesertanya hanya tiga tadi.
Hasilnya
pun sama, Golkar selalu menjadi pemenang, sedangkan PPP dan PDI
menjadi pelengkap atau sekedar ornamen. Golkar bahkan sudah menjadi
pemenang sejak Pemilu 1971. Keadaan ini secara lang-sung dan tidak
langsung membuat kekuasaan eksekutif dan legislatif berada di bawah
kontrol Golkar. Pendukung utama Golkar adalah birokrasi sipil dan
militer. Berikut ini dipaparkan hasil dari 5 kali Pemilu tersebut
secara berturut-turut.
Hasil Pemilu 1977
Pemungutan
suara Pemilu 1977 dilakukan 2 Mei 1977. Cara pembagian kursi masih
dilakukan seperti dalam Pemilu 1971, yakni mengikuti sistem
proporsional di daerah pemilihan. Dari 70.378.750 pemilih, suara
yang sah mencapai 63.998.344 suara atau 90,93 persen. Dari suara
yang sah itu Golkar meraih 39.750.096 suara atau 62,11 persen. Namun
perolehan kursinya menurun menjadi 232 kursi atau kehilangan 4
kursi dibandingkan Pemilu 1971.
Pada
Pemilu 1977 suara PPP naik di berbagai daerah, bahkan di DKI
Jakarta dan DI Aceh mengalahkan Golkar. Secara nasional PPP berhasil
meraih 18.743.491 suara, 99 kursi atau naik 2,17 persen, atau
bertambah 5 kursi dibanding gabungan kursi 4 partai Islam dalam
Pemilu 1971. Kenaikan suara PPP terjadi di banyak basis-basis eks
Masjumi. Ini seiring dengan tampilnya tokoh utama Masjumi mendukung
PPP. Tetapi kenaikan suara PPP di basis-basis Masjumi diikuti pula
oleh penurunan suara dan kursi di basis-basis NU, sehingga kenaikan
suara secara nasional tidak begitu besar.
PPP
berhasil menaikkan 17 kursi dari Sumatera, Jakarta, Jawa Barat dan
Kalimantan, tetapi kehilangan 12 kursi di Jawa Tengah, Yogyakarta,
Jawa Timur dan Sulawesi Selatan. Secara nasional tambahan kursi
hanya 5.
PDI
juga merosot perolehan kursinya dibanding gabungan kursi
partai-partai yang berfusi sebelumnya, yakni hanya memperoleh 29
kursi atau berkurang 1 kursi di banding gabungan suara PNI, Parkindo
dan Partai Katolik. Selengkapnya perolehan kursi dan suara tersebut
bisa dilihat pada tabel di bawah ini.
No.
|
Partai
|
Suara
| % | Kursi | % (1971) | Keterangan |
1.
|
Golkar
|
39.750.096
|
62,11
|
232
|
62,80
|
- 0,69
|
2.
|
PPP
|
18.743.491
|
29,29
|
99
|
27,12
|
+ 2,17
|
3.
|
PDI
|
5.504.757
|
8,60
|
29
|
10,08
|
- 1,48
|
Jumlah
|
63.998.344
|
100,00
|
360
|
100,00
|
Hasil Pemilu 1982
Pemungutan
suara Pemilu 1982 dilangsungkan secara serentak pada tanggal 4 Mei
1982. Pada Pemilu ini perolehan suara dan kursi secara nasional
Golkar meningkat, tetapi gagal merebut kemenangan di Aceh. Hanya
Jakarta dan Kalimantan Selatan yang berhasil diambil Golkar dari
PPP. Secara nasional Golkar berhasil merebut tambahan 10 kursi dan
itu berarti kehilangan masing-masing 5 kursi bagi PPP dan PDI Golkar
meraih 48.334.724 suara atau 242 kursi. Adapun cara pembagian kursi
pada Pemilu ini tetap mengacu pada ketentuan Pemilu 1971.
No.
|
Partai
|
Suara DPR
|
%
|
Kursi
|
% (1977)
|
Keterangan
|
1.
|
Golkar
|
48.334.724
|
64,34
|
242
|
62,11
|
+ 2,23
|
2.
|
PPP
|
20.871.880
|
27,78
|
94
|
29,29
|
- 1,51
|
3.
|
PDI
|
5.919.702
|
7,88
|
24
|
8,60
|
- 0,72
|
Jumlah
|
75.126.306
|
100,00
|
364
|
100,00
|
Hasil Pemilu 1987
Pemungutan
suara Pemilu 1987 diselenggarakan tanggal 23 April 1987 secara
serentak di seluruh tanah air. Dari 93.737.633 pemilih, suara yang
sah mencapai 85.869.816 atau 91,32 persen. Cara pembagian kursi juga
tidak berubah, yaitu tetap mengacu pada Pemilu sebelumnya.
Hasil
Pemilu kali ini ditandai dengan kemerosotan terbesar PPP, yakni
hilangnya 33 kursi dibandingkan Pemilu 1982, sehingga hanya mendapat
61 kursi. Penyebab merosotnya PPP antara lain karena tidak boleh
lagi partai itu memakai asas Islam dan diubahnya lambang dari Ka'bah
kepada Bintang dan terjadinya penggembosan oleh tokoh- tokoh unsur
NU, terutama Jawa Timur dan Jawa Tengah.
Sementara
itu Golkar memperoleh tambahan 53 kursi sehingga menjadi 299 kursi.
PDI, yang tahun 1986 dapat dikatakan mulai dekat dengan kekuasaan,
sebagaimana diindikasikan dengan pembentukan DPP PDI hasil Kongres
1986 oleh Menteri Dalam Negeri Soepardjo Rustam, berhasil menambah
perolehan kursi secara signifikan dari 30 kursi pada Pemilu 1982
menjadi 40 kursi pada Pemilu 1987 ini.
No.
|
Partai
|
Suara
|
%
|
Kursi
|
% (1982)
|
Keterangan
|
1.
|
Golkar
|
62.783.680
|
73,16
|
299
|
68,34
|
+ 8,82
|
2.
|
PPP
|
13.701.428
|
15,97
|
61
|
27,78
|
- 11,81
|
3.
|
PDI
|
9.384.708
|
10,87
|
40
|
7,88
|
+ 2,99
|
Jumlah
|
85.869.816
|
100,00
|
400
|
Hasil Pemilu 1992
Cara
pembagian kursi untuk Pemilu 1992 juga masih sama dengan Pemilu
sebelumnya. Hasil Pemilu yang pemungutan suaranya dilaksanakan
tanggal 9 Juni 1992 ini pada waktu itu agak mengagetkan banyak
orang. Sebab, perolehan suara Golkar kali ini merosot dibandingkan
Pemilu 1987. Kalau pada Pemilu 1987 perolehan suaranya mencapai
73,16 persen, pada Pemilu 1992 turun menjadi 68,10 persen, atau
merosot 5,06 persen. Penurunan yang tampak nyata bisa dilihat pada
perolehan kursi, yakni menurun dari 299 menjadi 282, atau kehilangan
17 kursi dibanding pemilu sebelumnya.
PPP
juga mengalami hal yang sama, meski masih bisa menaikkan 1 kursi
dari 61 pada Pemilu 1987 menjadi 62 kursi pada Pemilu 1992 ini.
Tetapi di luar Jawa suara dan kursi partai berlambang ka’bah itu
merosot. Pada Pemilu 1992 partai ini kehilangan banyak kursi di luar
Jawa, meski ada penambahan kursi dari Jawa Timur dan Jawa Tengah.
Malah partai itu tidak memiliki wakil sama sekali di 9 provinsi,
termasuk 3 provinsi di Sumatera. PPP memang berhasil menaikkan
perolehan 7 kursi di Jawa, tetapi karena kehilangan 6 kursi di Sumatera,
akibatnya partai itu hanya mampu menaikkan 1 kursi secara nasional.
Yang
berhasil menaikkan perolehan suara dan kursi di berbagai daerah
adalah PDI. Pada Pemilu 1992 ini PDI berhasil meningkatkan perolehan
kursinya 16 kursi dibandingkan Pemilu 1987, sehingga menjadi 56
kursi. Ini artinya dalam dua pemilu, yaitu 1987 dan 1992, PDI
berhasil menambah 32 kursinya di DPR RI.
No.
|
Partai
|
Suara
|
%
|
Kursi
|
% (1987)
|
Keterangan
|
1.
|
Golkar
|
66.599.331
|
68,10
|
282
|
73,16
|
- 5,06
|
2.
|
PPP
|
16.624.647
|
17,01
|
62
|
15,97
|
+ 1,04
|
3.
|
PDI
|
14.565.556
|
14,89
|
56
|
10,87
|
+ 4.02
|
Jumlah
|
97.789.534
|
100,00
|
400
|
100,00
|
Hasil Pemilu 1997
Sampai
Pemilu 1997 ini cara pembagian kursi yang digunakan tidak berubah,
masih menggunakan cara yang sama dengan Pemilu 1971, 1977, 1982,
1987, dan 1992. Pemungutan suara diselenggarakan tanggal 29 Mei
1997. Hasilnya menunjukkan bahwa setelah pada Pemilu 1992 mengalami
kemerosotan, kali ini Golkar kembali merebut suara pendukungnnya.
Perolehan suaranya mencapai 74,51 persen, atau naik 6,41. Sedangkan
perolehan kursinya meningkat menjadi 325 kursi, atau bertambah 43
kursi dari hasil pemilu sebelumnya.
PPP
juga menikmati hal yang sama, yaitu meningkat 5,43 persen. Begitu
pula untuk perolehan kursi. Pada Pemilu 1997 ini PPP meraih 89 kursi
atau meningkat 27 kursi dibandingkan Pemilu 1992. Dukungan terhadap
partai itu di Jawa sangat besar.
Sedangkan
PDI, yang mengalami konflik internal dan terpecah antara PDI
Soerjadi dengan Megawati Soekarnoputri setahun menjelang pemilu,
perolehan suaranya merosot 11,84 persen, dan hanya mendapat 11
kursi, yang berarti kehilangan 45 kursi di DPR dibandingkan Pemilu
1992.
No.
|
Partai
|
Suara
|
%
|
Kursi
|
% (1992)
|
Keterangan
|
1.
|
Golkar
|
84.187.907
|
74,51
|
325
|
68,10
|
+ 6,41
|
2.
|
PPP
|
25.340.028
|
22,43
|
89
|
17,00
|
+ 5,43
|
3.
|
PDI
|
3.463.225
|
3,06
|
11
|
14,90
|
- 11,84
|
Jumlah
|
112.991.150
|
100,00
|
425
|
100,00
|
Pemilu
kali ini diwarnai banyak protes. Protes terhadap kecurangan terjadi
di banyak daerah. Bahkan di Kabupaten Sampang, Madura, puluhan
kotak suara dibakar massa karena kecurangan penghitungan suara
dianggap keterlaluan. Ketika di beberapa tempat di daerah itu
pemilu diulang pun, tetapi pemilih, khususnya pendukung PPP, tidak
mengambil bagian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar